Para ahli hacker mendemonstrasikan cara untuk meretas handphone Android dengan sebuah cara yang modern. Salahs satunya adalah dengan menggunakan fitur Near Field Communication (NFC). Kebolehan para hacker tersebut mereka tunjukkan dalam ajang Black Hat hacking conference yang dilakukan di Las Vegas.
“Google memang membuat progres, namun pembuat software berbahaya juga bergerak maju,” ujar Sean Schulte yang merupakan anggota dari Spiderlab. Juru bicara Google, Gina Scigliano menolak untuk berkomentar mengenai cara baru hacking tersebut.
NFC sendiri merupakan fitur terbaru yang dimiliki oleh handphone Android. Berkat teknologi tersebut, pemilik handphone bisa berbagi foto, melakukan pembayaran atau berbagi berbagai jenis data dengan teman.
Charlie Miller, peneliti dari Accuvant pun mendemonstrasikan cara tersebut. Untuk melakukannya, Miller membutuhkan sebuah perangkat kecil yang ditempatkannya di dekat mesin pembayaran uang. Dan, jika seorang pemilik handphone Android dengan fitur NFC melewatinya, maka alat tersebut secara otomatis sudah menginfeksinya.
Bersama temannya, Georg Wicherski, Miller juga sempat menginfeksi browser Google Chrome memakai sebuah kode aplikasi berbahaya yang telah mereka tulis pada Februari lalu. Namun, celah untuk melakukan hal tersebut sudah ditutup oleh pihak Google.
Sumber: beritateknologi.com
“Google memang membuat progres, namun pembuat software berbahaya juga bergerak maju,” ujar Sean Schulte yang merupakan anggota dari Spiderlab. Juru bicara Google, Gina Scigliano menolak untuk berkomentar mengenai cara baru hacking tersebut.
NFC sendiri merupakan fitur terbaru yang dimiliki oleh handphone Android. Berkat teknologi tersebut, pemilik handphone bisa berbagi foto, melakukan pembayaran atau berbagi berbagai jenis data dengan teman.
Charlie Miller, peneliti dari Accuvant pun mendemonstrasikan cara tersebut. Untuk melakukannya, Miller membutuhkan sebuah perangkat kecil yang ditempatkannya di dekat mesin pembayaran uang. Dan, jika seorang pemilik handphone Android dengan fitur NFC melewatinya, maka alat tersebut secara otomatis sudah menginfeksinya.
Bersama temannya, Georg Wicherski, Miller juga sempat menginfeksi browser Google Chrome memakai sebuah kode aplikasi berbahaya yang telah mereka tulis pada Februari lalu. Namun, celah untuk melakukan hal tersebut sudah ditutup oleh pihak Google.
Sumber: beritateknologi.com
